This is your new blog post. Click here and start typing, or drag in elements from the top bar.
Picture
Negeri ini benar-benar telah tercemari  oleh aspek politik. Segala bentuk dan aspek kehidupan, tak ada satupun yang dapat terhindar dari pengaruhnya.  Kursi empuk kekuasaan, telah menjadi magnet yang maha dahsyat, yang diperebutkan banyak orang,  melalui berbagai cara yang terkadang sungguh sangat vulgar dan tidak masuk akal.

Hari ini, kita dikejutkan lagi oleh berita  tentang penamparan yang dilakukan oleh Deni Indrayana ( Wamenhumkam) terhadap seorang petugas Sipir penjara di Lapas Riau. Peristiwa ini lantas bergulir seperti Bola salju, dan banyak pihak menanggapinya dalam kacamata politik yang sangat kental. Deni Indrayana, sosok kontroversial  yang gemar melakukan infeksi mendadak keberbagai  Lapas, yang bekerja sama dengan BNN dalam upaya membongkar kasus penyebaran Narkoba, merupakan  pribadi yang dianggap “menebar ancaman serius” bagi orang-orang yang berseberangan di tinjau dari pandangan Politiknya. Oleh karena itulah, Kasus penamparannya di sambut dengan sukahati oleh mereka, dengan mem Blow-Up kasus tersebut secara parsial.

Kedatangan Deni Indrajaya beserta  tiga orang anggota BNN ke Lapas Riau, pada saat dini hari, tentu saja sangat beralasan, karena BNN sendiri telah memiliki data akurat, bahwa di lapas tersebut telah berlangsung praktek perdagangan narkoba yang berbahaya.  Tentang penamparan itu sendiri, berbagai sumber menjelaskan, bahwa hal itu dipicu oleh kekesalan Deni, terhadap pegawai Lapas, yang mengulur-ngulur waktu ,untuk membuka pintu.

Peristiwa penamparan itu, telah membuat Deni berada dalam posisi yang tersudutkan, hal itu tampak jelas dari berbagai komentar para tokoh politik yang dikemukakan di berbagai Mass media. Namun sangat disayangkan, mereka cenderung berpikir tidak holistik, karena mereka  hanya meninjau masalah tersebut dari sudut yang sempit, bukan substantif.

Peristiwa penamparan, memang tak dipungkiri, merupakan sebuah aib, aplagi bila dilakukan oleh seorang wakil mentri di bidang hukum. Namun mereka lupa bahwa Deni Indrayana, sebenarnya sedang berjuang untuk mecoba membasmi penyebaran narkoba di  sebuah lembaga yang menjadi tanggungjawabnya.  Apabila masyarakat turut terjebak dalam permainan para elit yang kental nuansa politiknya. Kita patut bersedih,  karena  rakyat tak pernah di ajak berpikir jernih, untuk menilai suatu peristiwa dalam koridor yang sebenarnya.

Deni Indrayana, memang sangat kontroversial, tapi dalam hati kita, kita mengakui, kita butuh sosok seperti ini. Kritikan banyak pengamat yang menganggap  tindakan Deni  Indrayana, tidak prosedural. Merupakan  sebuah Proses Penyesatan cara berpikir, yang jauh dari prinsip perrtimbangan yang adil dan holistik . Indonesia telah menjadi pusat perdagangan Narkoba yang sangat menakutkan, dan berpotensi menenggelamkan Bangsa Ini dalam rentang waktu yang tidak lama. Korban-korban yang jatuh demikian banyak dan menghawatirkan . Lalu mengapa kita masih saja berdebat tentang  prosedur penanganannya ?, seperti yang dilakukan Deni Indrayana ?.  Silahkan saja Deni Indrayana di tuntut dalam kasus penamparannya ? , tapi kita jangan lupa, Deni Indrayana adalah sedikit orang, yang berani mengambil resiko dalam menjalankan tugas yang di embannya .

Cimahi, 9 April 2012